Senin, 15 November 2010

PT Asuransi CIGNA


PT Asuransi CIGNA
(Jaminan Rasa Aman bagi Lansia)
CIGNA menjadi pelopor untuk kaum lanjut usia di Indonesia. Konsepnya unik dan inovatif. Praktiknya pun sudah teruji sukses di beberapa negara.Orang berburu asuransi biasanya didorong oleh keinginan mendapatkan jaminan hidup yang aman dan nyaman. Ini menjadi harapan semua orang dari anak – anak hingga orang lanjut usia. Tapi, asuransi selama ini lebih ditujukan bagi kalangan usia produktif. Alasannya masuk akal, usia ini diharapkan mampu rutin membayar polisi dalam waktu lama. Maklum, perusahaan asuransi tidak mau merugi. Usia lanjut pun belum dilirik oleh perusahaan – perusahaan asuransi di Indonesia.
Tapi, pada 28 Juni 2010 PT Asuransi CIGNA resmi meluncurkan produk asuransi khusus untuk para lansia. Langkah CIGNA boleh dibilang kreatif, berani, sekaligus inovatif. “Usai mempelajari pasar, kami menyadari potensi pasar asuransi di Indonesia masih terbuka lebar . Ini tidak menutup diri pada semua segmen usia, baik usia produktif maupun nonproduktif”, kata Christine Setyabudhi, CEO Asuransi CIGNA.
Produk asuransi jiwa dengan nama CIGNA Second Life (CSL). Ini menjadi produk asuransi pertama buat lansia di Indonesia. Pasar lansia , kata Christine, merupakan niche market di mana perusahaan asuransi lain belum menyentuhnya.”Segmen usia nonproduktif, termasuk lansia, kami yakini juga berhak mendapatkan akses perlindungan asuransi ini ”, imbuh Christine.
Terobosan anyar ini, kata Christine, tak lain sebagai komitmen CIGNA untuk terus mengisi celah kebutuhan akan produk asuransi bagi keluarga.”Ini menjadi bagian strategi kami sebagai customer centric yang terus memahami konsumen, terus melakukan penetrasi pasar, dan kontinu mengomunikasikan produk – produk kami  ”, tambah dia.
Tak jarang, ada keluarga yang menganggap kehadiran lansia sebagai beban. Sebab itu, CSL sengaja ditujukan untuk membantu memberikan solusi bagi lansia untuk tetap mandiri ,memegang kendali atas hidupnya, dan meringankan beban keluarga.”Inovasi ini memperkuat lini pemasaran kami yang sudah dikenal dengan kekuatan afinitas pemasarannya”, kata Christine.
Keberanian CIGNA Indonesia membuka produk ini menyusul kesuksesan CIGNA International menggarap pasar lansia, seperti di Korea, Taiwan, New Zealand, Thailand, Hongkong, dan Cina. Sejak tahun 2009, CIGNA telah melakukan riset global termasuk dalam mengamati pasar dan pandangan konsumen. Christine mengaku belajar dari praktik sukses, khususnya dalam kenal distribusi DRTV (Direct Response TV) dan Pemasaran Internet.
Christine juga optimistik CIGNA mampu menggarap pasar spesifik ini. Apalagi menunjuk pada data BPS, pangsa pasar untuk produk lansia ada sekitar 11 persen dari penduduk Indonesia. “Angka ini menurut kami akan terus meningkat di masa mendatang”, tandas Christine.
Segmen lansia  yang dimaksud tak lain adalah mereka yang berusia 55 – 80 tahun. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh bagi para pemegang polis. CSL, salah satunya, menjadi perlindungan jiwa seumur hidup. Asal tahu saja, ini buka asuransi kesehatan. Perlindungan dibayar kapan pun bila tertanggung meninggal. Termasuk bila usianya lebih dari 100 tahun. Selain itu, beda dari asuransi pada umumnya, CSL bisa diraih tanpa pemeriksaan kesehatan. Preminya juga tetap dan terjangkau dengan santunan perlindungan yang bervariasi.
Sebagai pengganti proses cek medis, kata Christine, diberlakukan masa tunggu dua tahun pertama. Dalam masa dua tahun pertama itu, bila yang tertanggung meninggal karena kecelakaan, uang pertanggungan  akan di bayar pada ahli waris. Tapi, bila si tertanggung meninggal karena sakit, dalam masa tunggu dua tahun pertama itu, total premi yang sudah dibayarkan akan dikembalikan 100 persen.
CSL menyediakan beberapa pilihan santunan,yakni Rp 50 juta , Rp 75 juta, Rp 100 juta, dan Rp 150 juta. Sementara, premi tetap dimulai dari Rp 15.000 per hari atau Rp 450 ribu per bulan. Angka ini untuk besar santunan Rp 75 juta. Strategi harga yang terapkan ini seiring dengan resikonya. Christine melihat resiko produk asuransi ini cukup tinggi khusus nya risiko kematian. Tapi, ia optimistik bisa mengatasi risiko itu.
Sementara itu, komunikasi produk dilakukan dengan dua media utama, yakni DRTV dan Pemasaran Internet. DRTV merupakan bentuk iklan televisi yang mendorong konsumen untuk memberika tanggapan langsung pada perusahaan . Konsumen tinggal menelepon dengan nomor bebas pulsa. Cara ini sudah teruji sukses di Amerika Serikat. CIGNA dalam industri asuransi di Indonesia.
CIGNA juga menggunakan internet sebagai media komunikasi. Media ini dipilih mengingat penetrasi internet di Indonesia sangat pesat. “Dengan internet, kami bisa menyasar sasaran pasar utama maupun sasaran penunjang. Kami yakin hal tersebut cukup mendukung komunikasi produk ini”, kata dia. Sejalan dengan itu, komunikasi ini atas dengan ragam iklan dan komunikasi lini bawah melalui berbagai aktivitas juga digelar untuk mendongkrak kesadaran akan produk.
Sepertinya, CSL akan menjadi produk yang bakal diandalkan untuk memperluas pangsa pasar bagi perusahaan asuransi yang sudah 20 tahun beroperasi di Indonesia ini. Lantaran masih dalam taraf pemantauan, CIGNA belum bisa menargetkan jumlah nasabah yang akan direkrut tahun ini. Tak tertutup kemungkinan, apa yang dilakukan CIGNA ini bakal diikuti oleh perusahaan asuransi lainnya.       

1 komentar:

  1. BISMILLAH. SILAHKAN DIKUNJUNGI http://transblogfauzan-indonesia.blogspot.com dan KLIK HALAMAN UTAMA. SILAHKAN DISAMPAIKAN KEPADA KELUARGA, SAUDARA, DAN TEMAN2 YANG LAIN.

    BalasHapus